Civil Engineering

Civil Engineering
Kunjungan Bendungan

Sunday, June 26, 2011

Perhitungan Volume Bangunan


Contoh Perhitungan Volume Bangunan

Perhitungan volume beton
Dalam perencanaan anggaran biaya bangunan besarnya kebutuhan beton sering dihitung dengan satuan m3.
Contoh perhitungan beton :
Sebuah kolom berukuran 0,25 m X 0,25 m dengan tinggi 3 m, maka volume beton adalah 0,25 m X 0,25 m X 3 m = 0,1875 m3.

Perhitungan volume besi beton
                Besarnya volume besi beton dapat dihitung dengan satuan kg atau batang.
Contoh perhitungan volume besi beton:
Sebuah kolom setinggi 3 m mempunyai 4 buah besi diameter 10 sebagai tulangan pokok, sebelumnya kita lihat tabel besi dahulu disini untuk mengetahui  berat besi diameter 10 per m atau bisa kita hitung dengan rumus 0,00065 X (10X10), selanjutnya kita hitung volume besi 4bh X 3m=12, jika panjang besi perbatang yang dijual dipasaran adalah 12m maka kita membutuhkan 1 btg yang jika dikonversikan ke kg sama dengan 12m X berat besi per meter = 12 x...=....kg

Perhitungan volume kayu
                Besarnya volume kayu sebagai material bangunan dapat dihitung dengan satuan m3 atau m. Contoh perhitungan volume kayu:
Sebuah balok tarik kuda-kuda kayu ukuran 8/12 dengan bentang 6m mempunyai volume sebesar 0,08x0,12x6 = 0,0576m3. Jika panjang kayu yang dijual dipasaran adalah 4m maka kita membutuhkan kayu sebesar 6:4 = 1,5 btg.

Perhitungan volume kaca
                Volume material kaca dihitung dengan satuan m2, misalnya sebuah jendela mempunyai kaca berukuran 60 cm x 150 cm, maka volume kaca adalah 0,6 m x 1,5 m = 0,9 m2. Namun untuk memudahkan pembuatan rencana anggaran biaya bangunan seringkali volume kaca dihitung dalam satuan unit.

Perhitungan volume urugan dan galian tanah
                Perhitungan volume urugan dan galian tanah dihitung dalam satuan m3, misalnya kita akan melakukan pekerjaan urugan tanah pada lahan berukuran 6 m x 12m dengan ketinggian urugan tanah 2m maka besarnya volume tanah adalah 6 x 12 = 72 m3

Perhitungan volume batu bata
                Perhitungan pasangan volume batu bata dalam perhitungan rencana anggaran biaya dapat dihitung dengan ukuran m2, misalnya sebuah pekerjaan pemasangan dinding bata berukuran 3m x 3m maka volume pasangan batu bata adalah 3m x 3m = 9m2, untuk menghitung jumlah batu bata dapat dilakukan dengan cara mengalikan luas pasangan batu bata dengan jumlah kebutuhan batu bata per m2, untuk lebih tepatnya sebaiknya dilakukan perhitungan jumlah bata per m2 sesuai pengalaman masing-masing, namun dalam standar nasional indonesia memberikan data jumlah bata ukuran per m2 = 70 bh, jika kita kalikan 9m x 70 bh = 630 bh. Batu bata.

Tuesday, June 21, 2011

SALURAN TERBUKA

3.                  Aliran Saluran Terbuka

            Aliran saluran terbuka dapat terjadi dalam bentuk yang bervariasi cukup besar, mulai dari aliran di atas permukaan tanah yang terjadi pada waktu hujan, sampai aliran dengan kedalaman air konstan dalam saluran prismatis. Masalah aliran saluran terbuka banyak dijumpai dalam aliran sungai, aliran saluran-saluran irigasi, aliran saluran pembuangan dan saluran-saluran lain yang bentuk dan kondisi geometrinya bermacam-macam.
             Mekanika aliran saluran terbuka lebih sulit dibanding dengan mekanika saluran tertutup. Pada aliran saluran tertutup tidak terdapat permukaan bebas sehingga tidak terdapat pengaruh langsung dari tekanan atmosfer, pengaruh yang ada hanyalah tekanan hidraulik yang besarnya dapat lebih besar atau lebih kecil daripada tekanan atmosfer. Sedangkan pada aliran saluran terbuka terdapat permukaan bebas yang berhubungan dengan atmosfer dimana permukaan bebas tersebut merupakan suatu batas antara dua fluida yang berbeda kerapatannya yaitu cairan dan udara, dan pada permukaan ini terdapat tekanan atmosfer. Dalam hal ini hubungannya dengan atmosfer perlu adanya pertimbangan bahwa kerapatan udara jauh lebih rendah daripada kerapatan air.
            Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tipe aliran saluran terbuka adalah :
A.    Aliran Tetap ( steady flow )
1.      Aliran seragam ( uniform flow )
2.      Aliran tidak seragam ( non uniform flow ) atau aliran berubah-ubah            ( varied flow ) yang terdiri dari :
a.       Aliran tetap berubah lambat laun ( gradually varied flow )
b.      Aliran tetap berubah dengan cepat ( rapidly varied flow )
B.     Aliran tidak tetap ( unsteady flow )
1.      Aliran seragam tidak tetap ( unsteady uniform flow ). Aliran ini hampir tidak pernah tejadi.
2.      Aliran tidak tetap dan berubah-ubah ( unsteady varied flow ) yang terdiri dari :
a.       Aliran tidak tetap berubah lambat laun ( gradually varied unsteady flow)
b.      Aliran tidak tetap berubah dengan cepat  ( rapidly varied unsteady flow )


            Perbedaan aliran tetap dan aliran tidak tetap: WAKTU sebagai ukuran. Dikatakan aliran tetap bila kedalaman aliran tidak berubah/ konstan selama jangka waktu tertentu. Perbedaan aliran seragam dan aliran berubah: RUANG sebagai ukuran. Dikatakan aliran seragam bila kedalaman aliran sama / konstan pada setiap penampang saluran.